Holla travellers! Sudahkah anda berpetualang hari ini? Atau
minggu ini? Atau bulan ini? Yuk berpetualang untuk menambah pengalaman dan
ilmu.Alam diyakini adalah tempat yang paling tepat yang bisa kita jadikan pelajaran.Selain
memberikan pelajaran,alam juga mengajarkan kita cara bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang telah sempurna menciptakan bumi yang kita pijak ini.Kali ini
saya mau membahas salah satu tempat wisata yang sedang diincar oleh para
pemburu foto atau photo hunting, yaitu Sanghyang Heuleut yang berada di daerah
Padalarang,Jawa Barat.Tepatnya di daerah
Rajamandala,Cipatat,Kabupaten Bandung Barat.Sanghyang Heuleut adalah sebuah danau purba yang mengalir pada
arus Sungai Citarum Purba.
Awal perjalanan.
Dari Bandung, kita bisa naik kereta api jurusan Padalarang
dengan harga karcis Rp. 4000 saja.Lalu, dari stasiun Padalarang kita naik
angkutan umum yang berwarna kuning jurusan Raja (Rajamandala kali yaa).Kalo
rombongan kita bisa menyewa angkutan umumnya supaya bisa langsung sampai di
depan gerbang Sanghyang Heuleut.Karena kalo kita ga nyewa angkotnya kita hanya
bisa sampai ke depan gapura PLTA Saguling.Jadi, disarankan kalo rombongan sewa
saja angkutan umumnya untuk pulang-pergi dan ongkosnya pun sebesar Rp.
50.000.Bagi saya ongkos ini cukup setara dengan jarak tempuh yang sangat jauh.
Setelah melewati gapura PLTA Saguling, sekitar 15-20 menit
kita akan menjumpai sebuah pos dan Pak Satpamnya akan membukakan portalnya.Dari
situ, perjalanan yang berkelok-kelok pun dimulai.Jalanannya hampir sama dengan
jalanan menuju Ciwidey.Di kiri kanan kita akan disuguhkan dengan pemandangan
alam yang sangat identik dengan pepohonan hijau.
Rute Menuju Sanghyang Heuleut.
Jalan pintas menuju Sanghyang Heuleut |
Jalan menuju Sanghyang Heuleut ada 2, yang pertama kita bisa
masuk melalui gerbang pertama yaitu dekat Power House.Disitu juga air wisata
air panas yang cukup murah meriah harga tiketnya hanya Rp. 2.000 untuk dewasa
sedangkan untuk anak-anak harga tiketnya Rp. 1.000 saja, murah kan? Tapi saya
belum tau tepatnya bagimana wisata air panas tersebut.Nah, rute pertama menuju
Sanghyang Heuleut bisa masuk ke daerah sekitar Power House dan dari situ
katanya kita bisa menemui pipa-pia besar PLTA Saguling dan terus menyusuri
jalan setapak.Dan nantinya kita akan menemukan Sanghyang Poek ,dan katanya
perjalanan akan lebih berat karena kita harus menyusuri sungai untuk menuju
Sanghyang Heuleut jaraknya sekitar 3 km.Pada rute ini katanya ga ada retribusi
tiket masuk alias gratis.(Menurut salah satu artiket yang saya baca)
Nah, kalo saya masuk dari gerbang kedua yang ada bacaan
“Sanghyang Heuleut”.Kata Pak Supir lebih dekat lewat sini,katanya dari gerbang
rute pertama tadi sampai ke gerbang rute kedua ini perjalanannya kurang lebih 8
km loh.Yaa bisa dikatakan ini jalan pintas menuju Sanghyang Heuleut.Disini kita harus daftar dulu berapa jumlah anggota rombongan kita di
pos penjaga dan kita akan dikenakan tarif tiket masuk sebesar Rp. 10.000.Di
gerbang kedua ini sudah ada warung,musholla dan juga WC.Perjalanan kita akan
dimulai,jangan lupa berdoa dulu dan kita disarankan agar tidak sompral.Kata
Bapak salah satu penjaga bilang disini ada 3 penunggunya namanya Eyang
Anom,Eyang Sepuh sama Ibu Sepuh, si Bapak pernah menemuinya dalam mimpi katanya
perawakan 3 penunggu ini berbadan besar dan berambut panjang,yaa seperti itulah
(Boleh percaya atau engga ya tergantung kepercayaan masing-masing setidaknya
kita pasti tau setiap tempat pasti ada penjaganya kan).Jadi Bapak penjaga
menyarankan kita baca basmalah sama surat Al-Fatihah terlebih dahulu.
Ditemani salah satu anggota Bapak Penjaga, perjalanan pun
dimulai.Jarak temput menuju Sanghyang Heuleut kurang lebih 3 km dengan medan
yang cukup menantang.Awal perjalanan kita akan menyusuri jalan setapak dan
perkebunan, disana kita akan mendapati pemandangan yang sangat indah.Setelah
itu kita akan melewati medan yang terus menurun bahkan semakin curam.Selain
jalannya yang curam,jalannya pun berkelok-kelok.Dengan Bapak penunjuk arah kita
ga bakalan tersesat deh, soalnya disana kita bakalan menemui pertigaan, kanan
atau kiri si Bapak akan memunjukkannya.Jalan terus menurun curam dan
berkelok-kelok, tak terasa kita sudah masuk sangat dalam ke hutan.Perjalanan
ditempuh dengan waktu 1,5- 2 jam, dan akhirnya kita harus melewati tangga kayu
untuk melewati sampai bawah.Dan akhirnya sampai juga di Sanghyang Heuleut.Dan
setelah dilihat-lihat perjalanan kita tadi cukup tinggi dan jauh (mungkin kita
menyusuri tebing dengan medan berkelok-kelok).
Untuk perjalanan pulang, sebaliknya dari perjalanan kita
tadi.Sekarang kita harus mengarungi medan yang menanjak.Disinilah petualangan
pun semakin terasa.Dengan medan menanjak, beban berat badan pun semakin terasa
hehe.Menurut saya, perjalanan pulang ini sangatlah menantang dan sangat seru
karena disini kita harus selalu fokus dan pintar menemukan jalan aman untuk
kita pijak.Perjalanan pulang pun ditempuh dengan waktu 1,5- 2 jam.Setelah
sampai di pos penjaga rute kedua pun kita bisa beristirahat di warung.
Untungnya Pak Supir dengan baik hati membawa kita
berkeliling untuk melihat-lihat derah sekitar, di dalam angkutan umum kita bisa
melihat gerbang rute pertama menuju Sanghyang Heuleut.Disana ada Power House
dan pipa-pipa besar.Tapi rute pertama ini kita harus ekstra hati-hati dan saat
hujan kita tidak disarankan menyusuri rute sungai ini.Jadi, lebih baik kita
melewati rute kedua saja selain lebih dekat perjalanannya pun tidak terlalu
berbahaya.
Gerbang Kedua Menuju Sanghyang Heuleut |
Perjalanan awal |
Jarak tempuh sekitar kurang lebih 3 km |
Waktu tempuh sekitar 1,5 sampai 2 jam |
Melewati turunan curam |
Sampai di Sanghyang Heuleut |
Di daerah perkebunan di jalur menurun sebelah kiri
(perjalanan pergi menuju Sanghyang Heuleut), disitu kita akan menemukan sebuah
rumah.Kurang lebih setengah perjalanan.Di perkebunannya, saya melihat ada Bapak
dan Ibu petani.Disana mereka sedang berkebun, dan disana saya lihat Pak Petani
sedang menggendong anak kecil umurnya sekitar 1 tahunan lebih.Saya merasa
sangat sedih dan iba melihat keadaannya,kasihan sekali rumahnya ditengah-tengah
kebun atau bahkan bisa dikatakan akan menuju hutan.Mau ke pasar jauh,ke sekolah
jauh,puskesmas jauh,di hutan pasti ga ada listrik,dan jadi petani mungkin
pendapatan seadanya soalnya kan kadang bisa panen kadang gagal.Mohon untuk
Pemerintah dikasih bantuan orang-orang yang seperti ini.Mungkin bukan hanya
disini saja, banyak warga Indonesia yang mungkin tinggal ditengah-tengah hutan
yang jauh dari mana-mana dan mereka benar-benar membutuhkan bantuan.Jadi untuk
Pemerintah,tolong berikan keadilan untuk mereka.Berikanlah bantuan kepada orang
yang tepat, bukannya yang dapet bantuan itu orang-orang yang sudah
‘berada’.Mungkin orang kota yang miskin masih bisa dapet bantuan dari tertangga
dsb, tapi untuk orang-orang yang rumahnya di blusukan hutan gini sendirian
tidak ada tetangga,siapa yang bantu? Saya mohon dengan sangat kepada Pemerintah
untuk memberikan keadilannya dengan benar dan tepat.Bantulah orang yang memang
pantas mendapat bantuan,bukan memberikan bantuan kepada mereka yang “pura-pura
pantas” mendapat bantuan.Saya harap negeri kita tercinta Indonesia ini bisa
lebih sejahtera.
Mungkin segitu saja yang dapat saya tulis kali ini,
terimakasih banyak! See you J
Maaf kak, ada kontak untuk bisa dihubungi? Mau tanya lebih rinci perjalanan ke sanghyang heuleut
BalasHapuskak apkh untuk smpai ke sanghyang heuleut ny hrs menyewa seorang utk memandu? apa kita bisa sndri
BalasHapus