Stigma bahwa cantik harus putih itu memang sudah menjamur di masyarakat.Kebanyakan orang berpikir bahwa cantik itu harus putih, tinggi dan langsing dimana hal ini lebih sering kita kenal dengan istilah standar kecantikan di Indonesia.Honestly, aku sama sekali tidak setuju dengan stigma ini.Dan sangat disayangkan, karena stigma inilah mulai bermunculan produk kosmetik yang mengiming-imingi masyarakat bahwa produk kosmetik ini bisa memutihkan kulit secara instan dan cepat.
CosmeTalk 2: Stop Kosmetik Bermerkuri
Pada hari Jum’at tanggal 23 Oktober 2020 lalu, Badan POM RI mengadakan webinar series bertajukkan CosmeTalk 2: Stop Kosmetik Bermerkuri dengan tema “Akhiri Obsesi Putih dalam Sekejap, Bangga dengan Warna Kulitmu”.Acara ini dibuka untuk umum dengan sistem registrasi terlebih dahulu dan digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom yang dimulai pada pukul 09.30 WIB hingga selesai.
Acara ini dimeriahkan oleh 2 public figure ternama di Indonesia yaitu Rayi RAN (Public Figure/Penyanyi) dan Asmara Abigail (Public Figure/Actress) sebagai bintang tamu dan juga para narasumber dari kalangan dokter dan psikolog diantaranya, Dr. Penny K. Lukito, MCP selaku Kepala Badan POM RI, Dra. Reri Indriani, Apt,.M.Si. selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Dr. Listya Paramita, Sp.KK selaku Dokter Spesialis Kulit & Kelamin dan Analisa Widyaningrum selaku Psikolog/Influencer.
Acara ini dibuka dengan sambutan dari Shafira Umm yang menjadi host pada hari ini lalu dilanjutkan dengan sambutan dari Drs. Arustiyono, Apt, MPH. selaku Direktur Pengawasan Kosmetik.Sebagai pendahuluan, ditampilkan video testimoni dari beberapa orang yang memiliki kulit sawo matang yang akan berbagi pendapat dan pengalamannya diantaranya Yoan Clara Runner-Up V Puteri Indonesia 2020, L. Ayu Saraswati Ph. D Peneliti Kajian Wanita Hawaii, Chea Nuh Beauty Vlogger Bali, Dara Nitya Youtuber Jakarta, dan Irwan Riady MUA Jakarta.
Cantik Itu Tidak Harus Putih, Inner Beautylah yang Lebih Penting
Beberapa tahun yang lalu mungkin teknologi belum terlalu mudah bisa kita akses seperti sekarang ini dan karena hal inilah yang menjadi salah satu faktor stigma ini kian menjamur karena keterbatasan kita untuk mendapatkan informasi mengenai keberagaman kecantikan yang ada di dunia.
Hingga sekarang, mungkin stigma ini masih melekat di sebagian masyarakat.Namun, karena kemajuan teknologi dan juga media serta industri periklanan dan hiburan yang terus berevolusi dan lebih open minded yang membuat stigma ini kian pudar di masyarakat.Hal ini pun disampaikan oleh kedua public figure kita yaitu Rayi RAN dan Asmara Abigail.
Menurut Rayi RAN, kecantikan itu luar dalam, tidak hanya dinilai dari fisik saja dan cantik itu jelas tidaklah harus putih.Memiliki kulit yang bersih dan sehat itu sudah bagus dan cantik karena mempersehat itu lebih baik untuk dilakukan ketimbang harus memutihkan.
Cara mengatasi stigma ini, kita harus lebih fokus pada talenta pada diri kita dan selalu nyaman jadi diri sendiri.Dari sudut pandang laki-laki, Rayi lebih senang melihat perempuan bukan dari fisik atau cantiknya saja tetapi lebih melihat ke intelligent-nya juga, dengan begitu perempuan dengan wawasan luas akan lebih nyaman dan nyambung ketika diajak mengobrol.”Yang terpenting itu inner beauty karena inner beauty itu tidak lekang oleh waktu” pungkasnya.
“Kebetulan dari kecil aku tidak pernah setuju dengan pernyataan bahwa cantik itu harus putih dan aku tidak pernah juga dari kecil punya keinginan untuk memiliki kulit putih.Di keluargaku pun mempunyai pemahaman bahwa warna kulit itu berbeda-beda apalagi kita tinggal di negara tropis pastinya mempunyai warna kulit natural seperti ini (sawo matang).Keluargaku bilang dan sering memuji warna kulitku ini indah.Dan hal inilah yang membuatku memiliki kepercayaan diri yang bagus” kata Asmara Abigail.
Aspek Kesehatan Kulit Itu Lebih Diutamakan Daripada Harus Memutihkannya Secara Instan
Menurut Dr. Penny K. Lukito, MCP selaku Kepala Badan POM RI, zaman sekarang kecantikan kulit tidak hanya diperhatikan oleh perempuan saja tetapi laki-laki juga.Sayangnya, hingga sekarang masih ditemukan produk kosmetik yang mengandung merkuri.Tentunya hal ini disebabkan karena masih adanya demand (jumlah barang yang diinginkan) dan supply (jumlah barang yang tersedia).
“Kosmetik bermerkuri indikasinya ingin terlihat lebih putih dan dikonotasikan sebagai kecantikan dan stigma inilah yang harus bersama-sama kita pahami bahwa semua warna kulit itu cantik kalo kulit dan badannya sehat.Pemahaman itu yang harus kita gaungkan bersama” jelasnya.
Pemerintah pun telah menerbitkan Peraturan Presiden (PERPRES) 21 tahun 2019 tentang rencana aksi nasional pengurangan dan penghapusan merkuri di berbagai sektor kehidupan.
Badan POM RI telah bekerja sama dengan semua pihak sinergisme antara lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha, akademisi, tokoh-tokoh masyarakat dan media.Dengan tujuan utama untuk menggaungkan bersama guna menghindari dan segera menghilangkan kosmetik yang mengandung merkuri.Dan perlu disosialisasikan bersama bahwa kandungan merkuri sudah ada penggantinya yaitu bahan yang tidak toxic atau berbahaya bahkan bahan penggantinya ini merupakan bahan baku alam atau bahan kimia lainnya yang sudah tersedia di pasaran dan pastinya lebih aman untuk kulit.
Badan POM RI tidak hanya mengedukasi pada masyarakat, juga sudah bermitra dengan lintas sektor untuk terus menggali sumber-sumber bahan baku pengganti merkuri yang memberikan efek yang diinginkan sekaligus mengedukasi pelaku usaha untuk tidak menggunakan bahan baku merkuri dan tentunya semua usaha kosmetik yang telah mendaftarkan produknya untuk mendapatkan izin edar ke Badan POM RI tentu tidak boleh yang mengandung merkuri.
Dengan begitu, masyarakat seharusnya lebih aware dan memilih menggunakan produk-produk kosmetik yang sudah terdaftar di Badan POM RI.Dari tahun 2003 – 2019, BPOM selalu mengawasi produk kosmetik yang telah beredar di masyarakat dan didapatkan 1972 item kosmetik mengandung bahan berbahaya atau bahan-bahan yang dilarang, dan ada 195 produk yang mengandung merkuri.
Bahaya Produk Kosmetik Bermerkuri
Badan POM RI sendiri telah melarang penggunaan produk kosmetik bermerkuri, yang dimana telah dinyatakan dalam Peraturan Badan POM No. 23 Tahun 2019 mengenai persyaratan teknis bahan kosmetik.
Dra. Reri Indriani, Apt,.M.Si. selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik pun menjelaskan bahwa, berdasarkan kajian ilmiah bahan merkuri dapat menyebabkan gangguan pada tubuh baik jangka pendek maupun panjang, selain itu merkuri pun dapat menyebabkan kanker kulit, gangguan syaraf, gangguan ginjal dan gangguan pada kehamilan.Parahnya lagi, merkuri pun berdampak negatif pada lingkungan sekitar.
Cantik Harus Putih Itu Hanyalah Mitos
Menurut Dra. Reri Indriani, Apt,.M.Si. selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, cantik harus putih itu adalah persepsi yang mungkin menjadi realita di masyarakat yang dipengaruhi masuknya budaya barat dimana pemahaman hidung mancung, kulit putih dan tinggi itu dinilai sempurna.
Selain itu, ada juga sebagian pelaku usaha yang memanfaatkan peluang ini untuk menjual atau mempromosikan produknya.Dan hal inilah yang membuat maraknya skincare yang menjanjikan kulit putih sehingga ada oknum yang nakal memanfaatkan kesempatan ini.Selain itu, opini di media massa pun mempengaruhi dan membuat konstruksi di masyarakat bahwa cantik itu harus putih.Persepsi inilah yang harus kita singkirkan bahwa cantik itu tidak harus putih.Faktanya, kulit sawo matang memiliki banyak keunggulan salah satunya memiliki proteksi lebih untuk melindungi dari sinar UV, dll.
Menurut Dr. Listya Paramita, Sp.KK selaku Dokter Spesialis Kulit & Kelamin menjelaskan bahwa dari ilmu kesehatan, ada 6 tipe warna kulit manusia dimulai dari yang paling gelap hingga yang paling terang.Faktor genetik yang jadi faktor utama dari keberagaman warna kulit.Selain itu, tingkat eumelanin juga akan berpengaruh pada warna kulit, orang yang berkulit gelap memiliki kadar melanin yang lebih tinggi dibanding orang yang berkulit terang.Maka dari itu, orang yang berkulit gelap lebih terproteksi dari efek berbahaya sinar UV dan minim terkena kanker kulit.
Peran Lingkungan Dalam Membentuk Stigma Kecantikan
Menurut Analisa Widyaningrum selaku Psikolog/Influencer, bahwa stigma kecantikan ini dibentuk mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, karena kita tidak bisa mengendalikan dari luar seperti segi bisnis dan media yang masing-masing punya kepentingan.Something yang tidak bisa kontrol adalah kepentingan orang lain di luar kendali kita.
Utamanya pola asuh dari setiap keluarga, seperti bagaimana orang tua memberikan satu arahan atau pola asuh anak sejak dini itu diberikan apresiasi dan message komunikasi yang positif sehingga mereka tidak perlu melihat sesuatu yang tidak ada pada diri mereka.
“Saya lebih melihat ke inner beauty, karena inner beauty itu akan terlihat ketika seseorang itu punya sesuatu yang membuat dia cantik dengan sesuatu yang menjadi passion mereka, knowledge dan kepercayaan diri yang membuatnya embrace dari ketakutan mereka” pungkasnya.
Tips Tampil Percaya Diri dan Bangga dengan Warna Kulitmu
1. Menjaga kebersihan dan rajin berolahraga, karena badan yang sehat kulit pun sehat
2. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran untuk kulit yang sehat dan bercahaya
3. Merawat diri dan memakai skincare yang tepat yang pastinya sudah terdaftar di Badan POM RI.Jangan lupa Cek KLIK yaa!
4. Menggunakan makeup yang sesuai dengan warna kulit.Sedikit tips, untuk tipe kulit sawo matang gunakan blush on berwarna coral atau peach juga padukan dengan lipstick nude yang berwarna earthy tone untuk hasil makeup yang fresh.
5. Attitude yang baik dan jadilah diri sendiri, ini merupakan poin penting juga karena ketika kamu nyaman menjadi diri sendiri maka kamu akan tampil lebih percaya diri.
Perlu diingat, kulit yang sehat adalah kuncinya!
More Info:
Instagram: @bpom_ri
stereotipe orang Indonesia definisi cantik itu selalu putih, padahal banyak faktor orang dikatakan cantik, tidak hanya tersemat pada urusan fisik semata. sehingga banyak orang yang berlomba-lomba menggunakan produk penutih tanpa memikirikan efek samping dan baha2 obat tersebut. dengan adanya webinar ini mudah-mudahan makin banyak perempuan yang mengetahui soal ini. I Love my skin
BalasHapusBener banget semoga lebih aware juga yaa dalam memilih produk kecantikan yaa dan lebih berhati-hati jugaa
HapusSetuju, pentingnya memperhatikan produk skincare yang kita gunakan apakah sudah memiliki izin BPOM, karena untuk investasi jangka panjang juga ya, selalu sehat dan cantik tentunya
BalasHapusSetuju banget Kaa!
HapusKulitku kebetulan putih karena garis keturunan keluarga. Terus aku malah ngiri sama yang punya kulit eksotis hahaha. Manusia mah gini ya banyak protesnya. Padahal yang paling penting inner beauty.
BalasHapusIyaa bener banget Teh hihi
HapusHidup sawo matang. Aku jg ga setuju klo cantik = putih. Be the best of you aja lah
BalasHapusSetuju! Intinya selalu bangga menjadi diri sendiri yaa!
HapusAku pun gak pernah kepikiran sih untuk lebih putih jadi ya suka aja dengan keadaan kulitku. Emang gak pernah juga sih treatment khusus untuk memutihkan karena aku sadar juga sering panas-panasan.
BalasHapusbener, mindset kita harus di rubah, cantik itu bukan putih tapi bersih dan enak di lihat :) sayangnya masih banyak yang salah kaprah
BalasHapusIyaa sayang banget masih banyak yang salah kaprah tentang hal ini yaa
HapusAku setuju kalau cantik itu dari hati, nggak melulu kudu putih untuk cantik ya. Ah senangnya membaca postmu mbaa soaknya aku ga putih hahaha
BalasHapusHihihi semangat selalu Mba!
HapusMindset itu beneran harus diubah, masih banyak orang yang salah kaprah dan gak bangga sama skintone asli Indonesia, malah aku bangga banget sama orang yang kulitnya asli dan mereka pede
BalasHapusIyaa padahal kulit asli perempuan Asia itu cantik-cantik yaa intinya selalu bangga menjadi diri sendiri
HapusYa mbak, dari dulu aku biasa aja sih memandang kulitku, karena aku sendiri juga bingung, aku putih atau berkulit sawo matang? karena kebanyakan orang bilang aku putih tapi sodaraku bilang aku hitam hahah ah sudahlah
BalasHapusCampaign kaya gini tuh mesti di gaungkan terus supaya mindset semua bisa berubah deh. Jangan lagi body shamming dan bikin standart yang neko-neko tanpa lihat personal dari seseorang.
BalasHapusbener banget aku setuju, setiap warna kulit anugerah Tuhan itu memiliki keindahan masing2 kok, dan parahnya banyak banget yg kurang memperhatikan bahayanya merkuri dan produk2 tanpa bpom
BalasHapusAku seneng banget nih kampanye atau acara-acara kaya gini mb, bangga dengan warna kulitmu karena betul emang cantik itu tidak harus putih. Setuju banget. Banyak banget remaja Indonesia yang jadi mengejar ingin jadi putih hanya karena iklan di televisi dan medsos. Akhirnya malah jadi penyakit.
BalasHapusOrang Indonesia memang masih banyak yang menganggap kalau putih itu adalah standar cantik. Padahal kulit orang Indonesia yang eksotis malah diidam-idamkan sama orang bule. Kadang iklan juga bikin persepsi ini makin parah, makanya aku lebih seneng pake kata2 mencerahkan (brightening) daripada whitening.
BalasHapus